BAHAN AJAR
1
Pasangan KD
3.2/4.2
Pertemuan 1
MODEL ATOM
DALTON
Pada tahun 460-370 SM seorang
filsuf Yunani bernama Democritus mendeskripskan materi terdiri dari partikel
tak kecil tak kasat mata yang dinamakan atomos
yang berarti “tak terlihat” dan “tak dapat di bagi”. Namun pendapat tersebut
ditolak olah para filsuf lainnya seperti Plato dan Aristoteles yang kala itu
merupakan tokoh yang berpengaruh.
Ide tentang atom kembali muncul
di Eropa pada abad ke 17 M. Para ahli kimia mulai belajar mengenai reaksi yang
melibatkan sejumlah unsur dan menghasilkan zat baru. Pada tahun 1803, seorang
guru dan saintis bernama John Dalton merumuskan model tentang atom. Model
tersebut terdiri dari beberapa postulat, yaitu sebagai berikut.
1.
Masing-masing unsur terdiri dari partikel yang sangat
kecil sekali yang disebut atom
2.
Semua atom dalam unsur itu sama dalam massa dan sifat
tetapi atom dari unsur yang berbeda memiliki massa dan sifat yang berbeda
3.
Reaksi kimia hanya melibatkan pemisahan, penggabungan, atau
penyusunan ulang atom-atom. Atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
4.
Senyawa tersusun atas atom-atom dari dua atau lebih unsur
yang bergabung secara kimia dengan proporsi tertentu
PENEMUAN
ELEKTRON
Pada tahun 1834 Michael Faraday
menemukan ketika listrik dialikan ke larutan dapat menyebabkan reaksi kimia.
Hal ini merupakan tanda pertama bahwa materi meengandung listrik secara alami.
Pada pertengahan abad 18 M saintis mulai melakukan percobaan dengan menggunakan
tabung gas bertekanan rendah hampa udara yang dialiri listrik. Tabung tersebut
memiliki dua elektroda yang terbuat dari logam. Ketika listrik bervoltase
tinggi dialirkan melalui elektroda, dihasilkan radiasi di antara kedua kedua
elektroda. Radiasi yang dihasilkan disebut sinar katoda karena sinar yang
dihasilkan berasal dari katoda yang mengalir ke anoda. Walaupun sinar tidak
dapat terlihat, namun sinar dapat diamati dengan meletakkan material
berfluorosens atau mematikan lampu.
Sumber :
Ebbing dan Darrel, General Chemistry 9th edition)
Gambar 1.
Sinar katoda ketika diberikan medan magnet disekitarnya
Hasil eksperimen menunjukan bahwa
sinar katoda akan mengalir lurus dari katoda ke anoda. Namun ketika medan
magnet didekatkan, sinar tidak lagi lurus. Ketika kutub negatif didekatkan,
sinar menjauhi medan magnet, namun ketika kutub positif didekatkan, sinar
mendekati medan magnet. Hal ini tetap terjadi walaupun material katoda berbeda.
Pada tahun 1897, J.J Thomson dalam papernya menjelaskan
bahwa sinar katoda merupakan partikel bermuatan negatif yang disebut elektron.
Lebih jauh, karena elektron diemisikan dari elektroda yang terbuat dari
berbagai jenis logam, semua logam pasti mengandung elektron. Thomson juga
melakukan pengukuran kuantitatif untuk mengetahui sifat sinar katoda. Menurut
Thomson, jumlah pembelokan sinar dalam tabung sinar katoda yang disebabkan
medan magnet/listrik dipengaruhi oleh tiga factor, yaitu:
1. Kekuatan
medan magnet/listrik dalam membelokkan sinar. Semakin besar medan
magnet/listrik maka pembelokkan akan semakin besar.
2. Ukuran
muatan negatif elektron. Semakin besar muatan partikel, maka semakin besar pula
interaksinya dengan medan magnet/listrik sehingga semakin besar pula sudut
pembelokkannya
3. Massa
elektron. Semakin ringan partikel, pembelokkan akan semakin besar.
Thomson mempelajari dengan
hati-hati jumlah pembelokkan sinar katoda yang disebabkan medan magnet/listrik
hingga dia dapat menemukan rasio muatan elektron (e) terhadap massanya (m).
Pada tahun 1909, peneliti dari Universitas
Chicago, Robert Milikan mendesain eksperimen untuk mengukur muatan elektron
yang dikenal dengan percobaan tetes minyak Milikan.
Sumber : Mc Murry
dan Fay, Chemistry 6th edition
Gambar 2 Percobaan
tetes Minyak Milikan
Dalam percobaan Milikan, setetes kecil
minyak dijatuhkan ke dalam lubang kecil yang melewati dua plat bermuatan.
Pengamatan dilakukan melalui teleskop untuk menentukan laju jatuhnya minyak.
Tetes minyak yang jatuh melalui lubang kemudian diberi muatan negatif melalui
penyinaran sinar X. Milikan mengukur bagaimana pengaruh berbagai voltase yang
diberikan dikedua plat terhadap laju jatuhnya minyak. Karena muatan setiap
tetes selalu merupakan bentuk integral dari 1,602 x 10-19 C, dia
berkesimpulan bahwa angka tersebut merupakan muatan elektron.
Dengan menggunakan rasio muatan terhadap
massa dari Thomson, massa elektron dapat ditentukan
Massa tersebut 2000
kali lebih kecil dari massa atom hidrogen (atom paling ringan). Hal ini
menjelakskan bahwa elektron merupakan partikel penyusun atom.
MODEL ATOM THOMSON
Thomson
mengemukakan karena massa elektron jauh lebih kecil dibandingkan dengan massa
atom, maka elektron hanya bagian kecil dari atom.
Secara umum atom bermuatan netral. Thomson mengusulkan model atom. Dalam model
atom menurut Thomson, atom adalah bola positif dengan elektron tersebar di
setiap bagiannya seperti roti kismis atau buah semangka.
Sumber
: Zumdhal dan Zumdhal, Chemistry 7th edtion
Gambar
3 Model Atom menurut Thomson
MODEL ATOM RUTHERFORD
Pada
tahun 1910 seorang ahli fisika dari New Zealand bernama Ernest Rutherford yang
bekerja dengan Thomson di Universitas Chicago memilih menggunakan sinar alfa
untuk meneliti struktur atom. Rutherford bersama rekannya Hans Geiger dan
Ernest Marsden menggunakan lempeng emas tipis dan logam lainnya sebagai target
sinar alfa dengan menggunakan zat radioaktif sebagai sumber sinar alfa. Sebelumnya
telah diketahui bahwa sinar alfa bermuatan positif. Mereka
menemukan bahwa hampir semua partikel melewati lapisan emas. Namun sejumlah
kecil partikel dibelokkan dengan sudut yang bervariasi dan ada beberapa pula
yang dipantulkan kembali ke arah sinar datang.
Sumber
: Whitten dkk, Chemistry 10th edition
Gambar
4 Percobaan Rutherford Penghamburan Sinar Alfa
Rutherford
mengintrepretasikan penemuannya bahwa sebagian besar volume atom adalah adalah
ruang kosong. Hal tersebut terlihat
ketika sebagian besar sinar alfa dengan lurus menembus lapisan emas. Selain itu
ketika sinar mengalami pembelokkan dengan berbagai sudut, sinar tersebut
menyinggung inti yang sangat kecil ditengah atom yang sifatnya massif dan
bermuatan positif karena dapat memantulkan sinar alfa ketika tepat menabrak
inti. Rutherford mengatakan bahwa setiap atom mengandung sesuatu yang kecil, massif dan bermuatan positif yang
disebut inti atom. Sebagian besar sinar alfa yang tidak dibelokkan karena
volume atom yang sebagian besar kosong hanya terdapat elektron yang massanya
sangat kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar